Monday, November 5, 2007

SEDIKIT TERTAWA..............

Sedikit Tertawa dan Banyak Menangis

Oleh Sigit Indriyono

” Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan. ” (QS At-Taubah[9]:82). “dan bahwasanya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis. ” (QS An-Najm[53]: 43)
Allah SWT telah memberi karunia perasaan hati atau emosi kepada kita. Emosi akan bereaksi oleh sesuatu yang dilihat atau dirasakan. Diekspresikan dalam dua bentuk perasaan, yaitu kegembiraan dan kesedihan yang biasanya diikuti dengan kemarahan. Kegembiraan yang berlebihan maupun kesedihan yang mendalam apabila tidak dikendalikan akan menyebabkan luapan emosi. Kita harus bersikap wajar dalam menanggapi sesuatu hal, tidak emosional dan menghadapinya dengan tenang dan lapang dada.
Fenomena yang ada di masyarakat saat ini sungguh sangat memprihatinkan. Orang dengan mudah melampiaskan emosi. Oleh suatu hal kecil yang tidak berkenan, timbul tindakan berlebihan karena kemarahan atau kekecewaan. Sebagai contoh, saat terjadi penggusuran oleh aparat yang berwenang. Aparat melampiaskan emosinya dengan bertindak secara keras di tengah isak tangis korban penggusuran yang melakukan perlawanan secara keras pula. Hal yang sering dijumpai pula adalah pendukung tim sepakbola yang kecewa karena tim yang didukungnya kalah. Pelampiasan kekecewaan dilakukan dengan merusak sarana umum yang merugikan orang banyak.
Masing-masing pihak menuruti hawa nafsu semata, dan mengabaikan hati nurani. Hanya keteguhan iman yang akan membuat seseorang bisa menguasai emosinya dalam setiap kejadian dengan izin Allah SWT.
Dengan iman yang teguh, semua qadha dan qadar akan diterima. Harus disadari, dalam dinamika kehidupan, kita akan selalu mengalami siklus suka dan duka, puas dan kecewa, sehat dan sakit, menang dan kalah, tertawa dan menangis sesuai kehendak-Nya. “ (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kamu “ (QS Al-Hadiid[57]: 23).
Rasulullah SAW bersabda, “Dua mata yang tidak akan terkena api neraka yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga dijalan Allah.” Menangis yang dimaksud dalam hadis di atas bukan tangis cengeng tanda putus asa. Namun, menangis karena Allah SWT, yang merupakan indikator kelembutan hati dan kepekaan jiwa. Tangisan yang ditimbulkan oleh getaran-getaran keimanan dalam sanubari. Terkadang kita sulit menangisi dosa dan kesalahan atau tidak menangis karena tidak menyadari betapa tidak berdayanya kita di hadapan kebesaran dan keagungan-Nya.
Pada saat suatu keinginan dapat tercapai, acapkali kita terlena, kegembiraan dirasakan. Tertawa terbahak diekspresikan. Tidak disadari bahwa apa yang telah dicapai merupakan karunia Allah SWT. Seyogyanya rasa syukur harus diungkapkan, tidak sekedar mengucapkan: “Alhamdulillah”. Karunia yang diberikan atas keinginan yang tercapai harus dimanfaatkan di jalan-Nya. Allah menjanjikan akan menambah nikmat jika kita bersyukur. ” Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim[14]: 7)
Tertawa berlebihan akan mematikan hati nurani. Tertawa yang baik adalah yang dicontohkan oleh Rasulullah, ” Aku tidak pernah melihat Rasulullah berlebih-lebihan ketika tertawa hingga terlihat langit-langit mulut beliau, sesungguhnya (tawa beliau) hanyalah senyum semata. ” (HR Bukhari).

Jangan tidur ba'da subuh

Oleh Sigit Indriyono

Sholat subuh merupakan ibadah yang bagi sebagian orang terasa berat untuk dilakukan di awal waktu. Mereka terbuai oleh nikmatnya tidur. Rutinitas kehidupan kita berupa siklus kantuk, tidur, bangun, dan beraktivitas merupakan karunia nikmat Allah SWT. Suatu sunatullah yang telah dilekatkan pada penciptaan manusia. ''Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat. '' (QS An-Naba' [78]: 9). Adzan untuk panggilan sholat Subuh agak berbeda. Ada tambahan ucapan ashsholatu khoirumminan naum sebanyak dua kali yang artinya sholat lebih baik daripada tidur. Beberapa masjid mengumandangkan adzan Subuh dua kali. Adzan pertama sebagai tanda fajr-kadzib sedangkan adzan kedua adalah tanda telah sampainya saat fajr-shodiq. Fajr-shodiq merupakan waktu Subuh yang sebenarnya.
Fajr-kadzib masuk dalam periode sepertiga malam terakhir yang sangat istimewa. Dalam hadis Qudsi, Allah SWT berfirman, bahwa pada saat sepertiga malam terakhir bagi siapa yang bermunajat kepada-Nya akan dipenuhi; yang memohon ampun akan diampuni, yang berdoa akan dikabulkan. Setelah mendengar adzan fajr-kadzib, seyogyanya kita segera bangun tidur, untuk melakukan qiyamul lail, sholat tahajud. Allah SWT menjanjikan kedudukan yang terpuji bagi mereka yang mendirikan sholat tahajud (QS Al-Israa' [17]: 79). Rasulullah SAW mengajarkan doa bangun tidur:''Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan kepada-Nya kami akan kembali. '' (HR Bukhari).
Perlu usaha agar kita bisa bangun di akhir malam. Jika sudah terbiasa, akan mudah dan ringan untuk dilaksanakan. Caranya dengan tidur malam di awal waktu dan makan malam secukupnya saja. Di samping itu, menjelang tidur malam kita niatkan akan mendirikan shalat tahajud semata-mata mencari keridhoan-Nya. Tidak lupa berdo’a sebelum tidur yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW: ''Dengan menyebut nama-Mu wahai Allah, aku hidup dan dengan menyebut nama-Mu aku mati. '' (HR Bukhari dan Muslim).
Doa di atas dengan izin Allah SWT akan menjadikan kita selalu dalam penjagaan-Nya dan ingat akan kematian. Kematian bisa datang kapan saja. Mungkin besok, mungkin lusa, atau mungkin pada saat sedang menikmati tidur. Umur kita dan bagaimana kita mati adalah rahasia-Nya. Kita harus selalu siap siaga setiap saat agar saat maut menjemput, dalam keadaan husnul khatimah.
Beberapa sabda Rasulullah SAW didalamnya, memberikan motivasi untuk senantiasa mendirikan sholat Subuh berjama’ah di masjid. Salah satu di antaranya: “ Berikanlah kabar gembira bahwa barangsiapa yang sering berjalan dalam kegelapan menuju masjid akan mendapatkan cahaya yang sangat terang di hari kiamat “ (HR Abu Dawud, Tirmidzi & Ibnu Majah). Yang dimaksud dengan berjalan dalam kegelapan menuju masjid adalah pergi ke masjid untuk sholat Isya’ dan sholat Subuh secara berjama’ah.
Waktu Subuh hingga matahari terbit adalah waktu yang penuh barokah yang seharusnya kita manfaatkan dengan optimal. Rasulullah SAW memberikan contoh dengan tidak pernah tidur lagi usai mendirikan sholat Subuh di masjid. Berdzikir, tilawah dan tadabbur Al-Qur’an adalah amalan yang bisa dilakukan ba’da sholat Subuh hingga terbit matahari. Banyak dzikir ma’tsurat diajarkan oleh beliau yang bisa diamalkan.
Jika sholat Subuh kita lakukan di masjid secara rutin dan setelahnya tidak tidur. Namun, diikuti dengan amalan di atas hingga matahari terbit, akan banyak keberkahan yang didapatkan. Setelah matahari sepenggalah naik, bisa dilanjutkan dengan sholat dhuha. Semuanya merupakan bekal ruhiyah yang akan memberikan spirit dalam melakukan kegiatan sehari-hari untuk meraih ridho Allah SWT. Kegiatan sebagai pelajar atau mahasiswa, kegiatan berbagai profesi atau keahlian, maupun kegiatan para pensiunan atau purnawirawan dalam mengisi waktu luang yang memberikan manfaat.
Bontang, 10 Syawal 1428 H/ 22 Oktober 2007
www.eramuslim.com
tarbawifkipuntan.blogspot.com